Konsep Dasar Makhluk Hidup

 

Prinsip Dasar Makhluk Hidup

Anis Susanti

Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan dan Farmasi

Universitas Adiwangsa Jambi

 

A.    Teori Asal Makhluk Hidup

Para ilmuan atau para filsafat zaman telah menganalisi dan berfikir seperti apa asal mula kehidupan di bumi dan muncul lah teori-teori yang didasarkan pemikiran para ilmuan,yaitu teori abiogenesis, biogenesis, panspermia, neoabiogenesis, dan teori penciptaan.

a.                   Teori abiogenesis

Teori abiogenesis ini dipelopori oleh ilmuan filsafat yunani yang bernama aristoteles (384-322 SM). Teori ini yang awal kali berkembang dan mempunyai pendapat bahwasanya makhluk hidup itu timbul dari benda mati. Pemikiran ini belum ditunjang dengan dengan teknologi modern dan hanya cenderung dengan melihat fakta tanpa melalui pembuktian ilmiah. Para petani zaman dulu percaya bahwa jamur merang timbul secara tiba tiba dari merang padi. Nenek moyang bangsa Babilonia juga percaya bahwa cacing dan makhluk hidup lainnya timbul begitu saja dari lumpur.Teori ini kurang mempunyai dasar yang kuat secara ilmiah, tapi dapat bertahan sangat lama. Bahkan, Anthonie Van leeuwenhoek (abad ke- 17),  penemu mikroskop juga mendukung teori abiogenesis. Leuwenhoek meneliti air rendaman jerami dengan mikroskop buatannya, ternyata ditemukan protozoa. Ia juga berpendapat bahwa hewan tersebut timbul begitu saja dari air rendaman jerami.

b.                  Teori biogenesis

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, akhirnya orang berpikir secara lebih ilmiah. Para ilmuwan tidak percaya begitu saja terhadap teori tanpa pembuktian yang sifatnya ilmiah. Oleh sebab itu beberapa ilmuwan berusaha membuktikan kebenaran teori abiogenesis yang sudah sangat lama bertahan.

1. Fransesco Redi _1626-1697) membuktikan teori abiogenesis, Redi melakukan percobaab secara ilmiah. Dia berhasil membuktikan bahwa makhluk hidup tidak timbul begitu saja dari benda tak hidup. Yang dilakukan oleh rendi Percobaannya cukup sederhana dan dapat Anda lakukan seperti berikut ini. Pertama,  sediakan tiga buah stoples yang diisi daging. Stoples 1 diisi daging dan dibiarkan terbuka. Stoples 2 diisi daging dan ditutup rapat.  Stoples 3 diisi daging dan ditutup dengan kain kasa agar udara masih bisa masuk. Untuk lebih jelasnya. Setelah beberapa hari, mendapat hasil sebagai berikut. Stoples 1 daging membusuk dan berisi belatung Stoples 2 daging membusuk dan tidak ada belatung Stoples 3 daging membusuk dan tidak ada belatung, tetapi timbul belatung di atas kain kasa.Redi menyimpulkan bila belatung tersebut berasal dari telur lalat. Terbukti bahwa stoples 2 dan 3 pada daging tidak mengandung belatung karena telur lalat tidak sampai ke permukaan daging.  Percobaan Redi dengan teori biogenesis tersebut ternyata belum mampu mengalahkan teori abiogenesis karena beberapa ilmuwan masih mempertahankan teori tersebut.

John Needham (1700) menentang teori yang dikemukakan Redi (biogenesis). Ia berupaya membuktikan bahwa teori abiogenesis sudah benar. Needham melakukan percobaan dengan cara merebus air kaldu untuk membunuh mikroorganisme dan memasukkannya dalam wadah dan ditutup rapat. Ternyata, setelah beberapa lama, timbul mikroorganisme dalam kaldu tersebut.

2.  Lazzaro Spallanzani (1729—1796) Spallanzani tidak setuju dengan hasil percobaan Needham sebab ia tahu kelemahan percobaan yang dilakukan Needham tersebut. Ia mempunyai pendapat bahwa rebusan kaldu yang dilakukan Needham kurang lama sehingga belum semua mikroorganisme mati. Ia juga coba membuktikan kelemahan yang dilakukan Needham  dengan cara berikut. a. Labu pertama diisi kaldu dan dibiarkan terbuka. b. Labu kedua diisi kaldu yang dipanaskan hingga mendidih cukup lama dan dibiarkan terbuka. c. Labu ketiga diisi kaldu dan dididihkan cukup lama dan ditutup rapat.Setelah dibiarkan beberapa hari, ternyata timbul mikroorganisme pada labu pertama dan kedua, sedangkan pada labu ketiga tidak timbul mikroorganisme. Ia menjelaskan bahwa dalam kaldu sudah terdapat mikroorganisme yang berasal dari udara. Ketika kaldu dipanaskan, mikroorganisme tersebut akan mati. Tapi, ketika kaldu yang telah dipanaskan tersebut dibiarkan terbuka, terjadi kontaminasi organisme dari udara sehingga pada labu kedua timbul mikroorganisme. Apabila kaldu yang sudah dipanaskan tersebut ditutup rapat, ternyata bebas dari mikroorganisme. Ini membuktikan bahwa percobaan Needham tidak benar dan ia pun mendukung teori biogenesis yang diprakarsai Redi. Apakah setelah percobaan Spallanzani tersebut teori abiogenesis runtuh? Ternyata tidak. Untuk mengubah suatu teori yang sudah lama dianut, itu tidak mudah. Penganut paham abiogenesis masih mempertahankan teorinya dengan mengkritik percobaan Spallanzani yang menyatakan bahwa untuk timbulnya kehidupan, perlu gaya hidup (ada udara), sedangkan dalam percobaan Spallanzani kaldu ditutup rapat.

3. Louis Pasteur (1822—1895) Dengan resistensi dari para penganut teori abiogenesis, para penganut aliran biogenesis terus mencoba mematahkan setiap  bantahan yang diberikan para penganut paham abiogenesis tersebut. Pada tahun 1863, Louis Pasteur mencoba menyempurnakan percobaan Spallanzani dengan mempertahankan adanya gaya hidup (udara), yaitu menggunakan kaldu yang dipanaskan dalam labu dan ditutup tabung berbentuk leher angsa. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 1.5.  Setelah beberapa hari air kaldu pada percobaan tersebut dibiarkan, ternyata kaldu tersebut tetap bening dan tidak timbul mikroorganisme. Akan tetapi, apabila tabung leher angsa dipatahkan, kaldu tersebut ditumbuhi banyak mikroorganisme. Mengapa demikian? Karena, mikroorganisme di udara tidak sampai dalam kaldu akibat tertahan oleh penutup yang berbentuk leher angsa. Dengan demikian Louis Pasteur berkesimpulan bahwa semua kehidupan yang ada berasal dari kehidupan sebelumnya yang kemudian terkenal dengan slogan omne vivum ex vivo.Pasteur berhasil dengan meyakinkan dapat menumbangkan teori generatio spontanea. Pertanyaannya, dari mana asal mula kehidupan kalau semboyannya bahwa kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya? Jadi, dengan mematahkan teori generatio spontanea, malah timbul pertanyaan lagi, dari mana makhluk hidup pertama kali terbentuk.

 

c.       Teori evolusi kimia (neobiogenesis)

 

Banyak pertanyaan tentang asal mula kehidupan, para ilmuwan terus berpikir dan membuat teori baru. Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa bumi kita telah berumur lebih kurang 4,5 miliar tahun. Selama 500 tahun pertama, lingkungan bumi terlalu labil untuk berkembangnya kehidupan di bumi. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya asteroid yang berjatuhan ke permukaan bumi, gempa bumi, dan badai yang disertai kilat yang ekstrem yang terus membombardir bumi. Sekitar 4 miliar tahun yang lampau, kondisi bumi mulai stabil dan lautan sudah mulai terbentuk. Bagaimana kehidupan dimulai? Dari mana asalnya kehidupan pertama di muka bumi? Tahun 1920, dua ilmuwan (A.I Oparin dan J.B.S Haldane) yang bekerja secara terpisah berhipotesis bahwa laut yang baru terbentuk mengandung molekul sederhana yang berlimpah.Molekul-molekul sederhana tersebut selanjutnya membentuk molekul yang lebih kompleks. Mereka pun berpendapat bahwa atmosfer bumi primitif terbentuk dari gas- gas nitrogen (N2), uap air (H20), metan CH4), gas hidrogen (H2), karbon  monoksida (CO),  dan amonia (NH3). Molekul-molekul yang ada di atmosfer tersebut akan menyatu satu sama lain dengan bantuan sinar matahari dan kilatan petir membentuk molekul-molekul organik sederhana. Saat itu, oksigen di atmosfer belum terbentuk.

Kalau ada oksigen, tidak mungkin terbentuk senyawa organik sederhana secara spontan. Mengapa? Karena, oksigen sangat reaktif dan dapat memutus ikatan kimia yang baru terbentuk. Sat itu laut belum membentuk di permukaan bumi karena bumi yang panas dapat menyebabkan setiap tetes air yang turun akan menguap kembali. Sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, permukaan bumi mulai mendingin dan lautan pun mulai terbentuk.Halold Urey dan muridnya Stanley Miller (1953) membuktikan hipotesis Oparin and Haldane  membuat percobaan yang meniru atmosfer bumi primitif dengan mencampurkan gas-gas, seperti metan, amonia, uap air, dan hidrogen kedalam alat yang dirancang olehnya  dengan menggunakan aliran listrik agar dapat menyimulassikan kilat dan cahaya matahari pada bumi primitif hasilnya bagus sekali. Beberapa hari tersebut dalam melakukan percobaan  menghasilkan senyawa organik yang terdiri atas urea, asam asetat, asam laktat, dan beberapa asam amino.

 Hasil eksperimennya, Miller dapat membuktikan bila senyawa oranik terjadi secara spontan pada atsmosfer bumi primitif. Miller membentuk senyawa kompleks penyusun makhluk hidup dengan tidak mudah dan memerlukan jutaan tahun agar terjadi evolusi kimia sehingga membentuk makhluk hidup sederhana. Jadi, terbentuknya makhluk hidup tidak semudah yang dianut abiogenesis (generatio spontanea), melainkan melalui evolusi kimia yang banyak memakan waktu jutaan tahun.

Teori ini pun disebut teori evolusi kimia atau neoabiogenesis yang merupakan reinkarnasi dari teori biogenesis karena memercayai makhluk hidup berasal dari benda tak hidup melalui evolusi kimia. Apakah Sudah terjawab asal mula kehidupan dengan teori evolusi kimia tersebut? Jawabnya belum, bukan? Bahkan, para ilmuan sendiri juga bingung. Mengapa? Ternyata, makhluk hidup mengandung jutaan molekul yang sangat kompleks dengan pembentukan yang tidak sederhana. Cara untuk membentuk satu jenis molekul protein yang ada pada tubuh makhluk hidup  yangsekarang ini, sangat diperlukan tahapan reaksi yang sangat kompleks dan memakan waktu sangat lama. Mengapa? Jika hal tersebut terjadi secara spontan di alam saat itu, pasti sangat banyak hambatannya. Hal ini berbeda kalau pembentukan protein yang terjadi pada makhluk hidup saat ini difasilitasi oleh gen yang mengaturnya dan organel serta enzim yang mempercepat dan memfasilitasi reaksinya. Itu baru mengenai pembentukan molekul penyusun tubuh makhluk hidup. Kalau ternyata terjawab bagaimana terbentuknya molekul-molekul kompleks penyusun seluruh tubuh makhluk hidup, lalu bagaimana membentuk sel yang bisa hidup dan bereproduksi? Pertanyaan selanjutnya, kalau sudah terbentuk organisme tingkat tinggi, bagaimana roh makhluk hidup terbentuk? Sederet pertanyaan yang tidak dapat kita jawab.

D.  Teori Panspermia

Apakah semua ilmuwan sepakat mengenai teori asal mula kehidupan dengan adanya percobaan Miller? Jawabnya tidak. Pada abad ke-19, ilmuwan antariksa menciptakan teori baru, yaitu teori panspermia yang sering disebut teori eksogenesis atau teori kosmologi. Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis yang mengemukakan bahwa benih kehidupan sudah ada dan tersebar di seluruh jagat raya. Benih kehidupan tersebut berkembang di mana saja yang lingkungannya memungkinkan. Jadi, asal mula kehidupan menurut teori ini bersumber dari benih-benih kehidupan yang ada di luar angkasa.

Teori ini berhipotesis bahwa organisme mikroskopis datang dari luar angkasa, kemudian berkembang dan berevolusi di bumi. Seperti kita ketahui, bumi kita ini sering dihujani meteorit dari luar angkasa yang memungkinkan membawa benih makhluk hidup mikroskopis yang kemudian dapat berkembang dan berevolusi di muka bumi.Sesungguhnya, teori ini secara tidak langsung mendukung teori biogenesis. Namun, teori ini belum mampu menjawab bagaimana benih tersebut terjadi dan dari mana asalnya. Apakah melalui evolusi kimia seperti yang telah dikemukakan oleh Oparin dan kawan-kawan atau melalui penciptaan? Kalau kita cermati, perkembangan teori asal mula kehidupan ini oleh para ilmuwan dari dahulu sampai saat ini sangat membingungkan. Tarik- menarik antara teori abiogenesis dan biogenesis terus terjadi. Semakin manusia berpikir, semakin sukar menemukan rahasia kehidupan. Hal ini terjadi karena ilmu manusia sangat terbatas untuk menelaah rahasia alam.

Dalam Islam, dikatakan bahwa ilmu Allah itu seluas lautan, sedangkan ilmu manusia bagai setetes air di lautan. Sebagaimana yang tercantum dalam Alquran surah Lukman ayat 27, yang artinya: “Dan sekiranya segala pohon yang ada di bumi menjadi pena, dan segala lautan (menjadi tinta), dengan dibantu kepadanya tujuh lautan lagi sesudah itu, niscaya tidak akan habis kalimah- kalimah Allah itu ditulis. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana”. Ayat tersebut menunjukkan betapa ilmu Tuhan sangat luas dan kepada manusia hanya diberikan sedikit saja. Dengan demikian tidak heran jika perseteruan antara penganut teori abiogenesis dan biogenesis terus berlanjut, karena keterbatasan pemikiran manusia.

e. Teori Penciptaan

Berdasar pada teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan tersebut, ternyata mereka masih kebingungan dan masih berpikir keras untuk menelaah rahasia alam tersebut. Akhirnya, beberapa ilmuwan memilih kembali pada teori penciptaan, yang bersumber dari ajaran agama dan kitab-kitab yang dianutnya. Kebanyakan agama, khususnya agama samawi, percaya bahwa alam semesta bersama isinya diciptakan oleh Tuhan. Memang teori ciptaan ini sukar dibuktikan dengan akal manusia karena datangnya bukan dari hasil percobaan, melainkan hasil telaah ilmu agama dan keyakinan. Berdasarkan kitab Bibel, kaum Nasrani percaya bahwa bumi diciptakan dalam enam hari, tumbuhan diciptakan pada hari ketiga, ikan dan unggas pada hari kelima, serta yang lainnya pada hari keenam. Sejalan dengan umat Kristen, umat Islam pun percaya bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Tuhan. Untuk lebih jelasnya, coba Anda cermati firman Allah berikut “bahwa langit dan bumi disatukan, kemudian mereka Kami pisahkan dan Kami menjadikan setiap yang hidup dari air” (QS 21: 30).

Penganut agama Hindu juga percaya bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan.  Itulah teori penciptaan yang bersumber dari agama yang kebenarannya tidak untuk dibuktikan secara ilmiah karena teori tersebut datang dari Tuhan yang diyakini oleh keimanan dan bukan hasil pemikiran manusia. Manusia boleh tidak percaya dengan teori penciptaan. Namun, kalau kita renungkan, ternyata kita sendiri tidak tahu bagaimana kita dihidupkan dan bagaimana kita dimatikan. Semua itu adalah rahasia Tuhan yang Mahakuasa.Kajian tentang asal mula kehidupan hingga saat ini masih menjadi topik penting para ilmuwan yang mencari kebenaran lewat filsafat ilmu.  Sejak zaman Aristoteles hingga saat ini, hal tersebut masih menjadi kajian teori yang tak pernah berujung. Aristoteles mengemukakan teori abiogenesis (generatio spontanea) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi secara spontan dari benda tak hidup. Teori ini bertahan hingga berabad-abad lamanya. Teori abiogenesis ini mulai ditentang dengan adanya percobaan Francesco Redi yang diperkuat oleh Lazaro Spallanzani, lalu Louis Pateur memunculkan teori baru yang disebut biogenesis.

 Ketika teori biogenesis berhasil mematahkan teori abiogenesis,  muncul teori baru tentang asal mula kehidupan yang dikenal dengan teori evolusi kimia. Teori ini dimulai dengan hipotesis Oparin dan Haldane  tentang  adanya molekul-molekul sederhana pada permukaan  bumi primitif sebagai hasil dari reaksi kimia gas-gas atmosfer saat itu   (uap air, nitrogen, hidrogen, metan, amonia, dan karbonmonoksida) dengan bantuan sinar matahari, sinar kosmik, dan kilatan petir. Selanjutnya, Harold Urey dan  Stanley Miller melakukan percobaan  untuk  membuktikan hipotesis Oparin dan Haldane dengan alat yang dirancang Miller.Hasilnya sungguh mengagumkan bahwa alat yang ia rancang sesuai dengan kondisi bumi primitif dan diisi dengan gas-gas sesuai hipotesis tersebut, setelah dioperasikan, dapat menghasilkan  molekul  sederhana, seperti urea, asam asetat, asam laktat, dan beberapa asam amino.

Jadi dengan demikian, teori evolusi kimia  dapat dikatakan sebagai penjelmaan dari teori abiogenesis sehingga sering disebut neoabiogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup berawal dari  evolusi kimia yang memakan waktu jutaan tahun lamanya. Saat orang  masih memperbaiki kelemahan teori evolusi kimia yang belum sempurna ini, muncul lagi teori baru tentang asal mula kehidupan di bumi. Saat ini tampaknya hal tersebut merupakan penjelmaan dari teori biogenesis yang mengatakan bahwa asal mula kehidupan berawal dari benih-benih kehidupan yang berada di jagat raya. Mereka percaya bila di jagat raya ini dipenuhi benih kehidupan yang dapat tumbuh di mana saja asal lingkungannya sesuai. Teori ini dikenal dengan teori panspermia. Kalau kita kaji lebih jauh, ternyata  polemik antara ilmuwan yang pro dan kontra dari dua teori utama asal mula kehidupan adalah teori abiogenesis dan biogenesis.

 

B.     Karakteristik Makhluk Hidup

 Untuk dikatakan sebagai benda hidup, makhluk hidup atau organisme bernyawa diperlukan pemenuhan ciri-ciri sebagai berikut di bawah ini :

1.      Bergerak

Bergerak adalah salah satu ciri makhluk hidup. Gerakan hewan dan manusia sangat terlihat begitu jelas. Manusia dan hewan didukung dengan adanya sistem muskuloskeletal, contoh manusia mempunyai kaki dan tangan. Sedangkan hewan mempunyai kaki, sayap, silia sirip, dan lainnya.

Tumbuhan membuat gerakan, tetapi gerakan yang tidak mudah dilihat. Contohnya dalam tanaman putri malu yang menutup saat disentuh.Daun petai Cina dapat menutup di sore hari, tanaman yang selalu memandang ke arah kedatangan sinar dari matahari, dan pada bunga matahari yang akan selalu menghadap ke matahari. Gerakan tanaman dapat disebabkan dengan adanya rangsangan luar.

2.      Bernafas

Pada semua makhluk hidup dapat bernafas. Saat bernafas, udara O2 mengambil dari luar dan udara (CO2) akan dilepaskan dari tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh makhluk hidup yang membakar makanan dalam tubuh dengan menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh yang disebut oksidasi tubuh. Energi yang telah dihasilkan bekerja sebagai beraktivitas dan bergerak.

Proses pernapasan makhluk hidup bervariasi tergantung pada tempat tinggal dan sifat makhluk hidup. Pada makhluk hidup mempunyai sebuah sistem pernapasan yang berbeda dari makhluk hidup di dalam air. Berikut jenis alat pelindung sebuah pernafasan:

a. Alat pernafasan pada pelindung tanaman disebut lentisel atau stomata.

b. Burung memiliki sebuah alat bantu pernapasan, yakni pundi-pundi udara.

c. Alat bantu pernapasan untuk hewan, yang disebut atau dapat disebut dengan paru-paru, trakea, dan insang kulit.

3.      Berkembangbiak

Reproduksi merupakan suatu kemampuan dalam makhluk hidup sebagai menghasilkan suatu keturunan. Berkembang biak yakni sebagai konservasi spesies. Cara mengembang biakan terhadap hewan yang terbagi menjadi dua jenis, yakni secara vegetatif (tidak kawin) dan generatif (kawin). Hewan berpangkat tinggi dapat berkembang biak selama kawin, sementara hewan berpangkat rendah akan berkembang biak secara vegetatif (tidak kawin).

Sementara tanaman akan berkembang biak dengan biji atau benih, mereka juga dapat berkembang biak melalui vegetasi atau non-kawin. Contoh perbanyakan vegetatif pada tanaman ialah stek, tunas, dan cangkok.

4.      Sekresi

Zat yang tersisa dari proses produksi harus dapat dihilangkan jika akan menyebabkan racun yang akan terkandung dalam suatu tubuh. Residu akan dilepaskan dalam bentuk cairan, gas, atau zat padat. Alat untuk mengeluarkan beberapa zat yang tersisa terhadap manusia atau hewan ialah:

a. Paru-paru akan mengeluarkan CO2.

b. Kulit dapat mengeluarkan keringat.

c. Ginjal dapat mengeluarkan urin.

5.      Beradaptasi

Untuk bertahan hidup terhadap suatu lingkungan tersebut, setiap makhluk hidup mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Di mana makhluk hidup dapat melakukan sebuah aktivitasnya, atau dapat disebut dengan habitat.

Ketika makhluk hidup tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya, mereka harus pindah dengan lingkungan baru.

6.      Iritabilitas

Salah satu makhluk hidup merupakan sebuah reaksi terhadap rangsangan tersebut. Kemampuan dalam makhluk hidup untuk merespon suatu rasangan tersebut. Iritabilitas pada hewan dan manusia dengan panca indera yang terdiri atas:

a.  Mata berfungsi sebagai melihat.

b.  Lidah berfungsi sebagai mengecap.

c.  Telinga berfungsi sebagai mendengar.

d.  Hidung berfungsi sebagai penciuman.

e.  Kulit berfungsi sebagai meraba.

7.  Makanan

Semua makhluk hidup membutuhkan sebuah asupan makanan. Makanan yang dapat di konsumsi harus mengandung zat makanan yang dibutuhkan kepada tubuh. Contohnya mineral, protein, lemak, karbohidrat. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai menghasilkan sebuah energi. Terdapat fungsi makanan kepada makhluk hidup, ialah:

a. Memberi energi (tenaga).

b. Binaragawan (pertumbuhan).

c. Mengganti sel-sel pada tubuh yang telah rusak.

d.Organisme hidup yang mencari makan sendiri ialah sebuah tanaman dedaunan hijau melalui fotosintesis.

8. Membutuhkan Suhu

Semua makhluk hidup dapat bertahan pada suhu tertentu, contohnya ikan hidup di perairan dengan suhu antara 5 dan 30 derajat Celcius, spesies bakteri dapat menghangat hingga 80 derajat Celcius dan menanam antara 0 hingga 43 derajat Celcius.

9. Tumbuh

Makhluk hidup mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Misalnya, saat akan menanam benih atau biji untuk tumbuh menjadi kecambah, dan kemudian menjadi sebuah tanaman kecil. Saat tanaman akan disirami oleh air pada setiap hari, maka, mereka akan tumbuh menjadi tanaman besar.

10. Metabolisme

Metabolisme adalah aktifitas fisika atau kimia yang terjadi di dalam tubuh baik secara anabolisme maupun katabolisme.

11. Sistem Regulasi

Pengertian arti definisi sistem regulasi adalah aturan sistem yang ada di dalam tubuh makhluk hidup untuk dapat hidup seimbang, serasi dan selaras.

Pada umumnya, pada makhluk hidup dapat bergerak, bernapas, dan dapat berkembang biak. Dalam makhluk hidup terdapat beberapa jenis diantaranya ialah benda mati dan makhluk hidup.

 

 

Sumber :

https://ruangguru.co/pengertian-makluk-hidup/

http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/5761

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRINSIP DAN CARA KERJA ELEKTRIKAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

BESARAN VEKTOR DAN GAYA DALAM TUBUH MANUSIA

Prinsip Dasar Makhluk Hidup