Konsep Dasar Makhluk Hidup
Prinsip
Dasar Makhluk Hidup
Anis
Susanti
Kesehatan
Masyarakat
Fakultas
Kesehatan dan Farmasi
Universitas
Adiwangsa Jambi
A.
Teori
Asal Makhluk Hidup
Para ilmuan atau
para filsafat zaman telah menganalisi dan berfikir seperti apa asal mula
kehidupan di bumi dan muncul lah teori-teori yang didasarkan pemikiran para
ilmuan,yaitu teori abiogenesis, biogenesis, panspermia, neoabiogenesis, dan
teori penciptaan.
a.
Teori abiogenesis
Teori
abiogenesis ini dipelopori oleh ilmuan filsafat yunani yang bernama aristoteles
(384-322 SM). Teori ini yang awal kali berkembang dan mempunyai pendapat
bahwasanya makhluk hidup itu timbul dari benda mati. Pemikiran ini belum
ditunjang dengan dengan teknologi modern dan hanya cenderung dengan melihat
fakta tanpa melalui pembuktian ilmiah. Para petani zaman dulu percaya bahwa
jamur merang timbul secara tiba tiba dari merang padi. Nenek moyang bangsa
Babilonia juga percaya bahwa cacing dan makhluk hidup lainnya timbul begitu
saja dari lumpur.Teori ini kurang mempunyai dasar yang kuat secara ilmiah, tapi
dapat bertahan sangat lama. Bahkan, Anthonie Van leeuwenhoek (abad ke-
17), penemu mikroskop juga mendukung
teori abiogenesis. Leuwenhoek meneliti air rendaman jerami dengan mikroskop
buatannya, ternyata ditemukan protozoa. Ia juga berpendapat bahwa hewan
tersebut timbul begitu saja dari air rendaman jerami.
b.
Teori biogenesis
Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, akhirnya orang berpikir secara lebih ilmiah.
Para ilmuwan tidak percaya begitu saja terhadap teori tanpa pembuktian yang sifatnya
ilmiah. Oleh sebab itu beberapa ilmuwan berusaha membuktikan kebenaran teori
abiogenesis yang sudah sangat lama bertahan.
1. Fransesco Redi _1626-1697)
membuktikan teori abiogenesis, Redi melakukan percobaab secara ilmiah. Dia
berhasil membuktikan bahwa makhluk hidup tidak timbul begitu saja dari benda
tak hidup. Yang dilakukan oleh rendi Percobaannya cukup sederhana dan dapat
Anda lakukan seperti berikut ini. Pertama,
sediakan tiga buah stoples yang diisi daging. Stoples 1 diisi daging dan
dibiarkan terbuka. Stoples 2 diisi daging dan ditutup rapat. Stoples 3 diisi daging dan ditutup dengan
kain kasa agar udara masih bisa masuk. Untuk lebih jelasnya. Setelah beberapa
hari, mendapat hasil sebagai berikut. Stoples 1 daging membusuk dan berisi
belatung Stoples 2 daging membusuk dan tidak ada belatung Stoples 3 daging
membusuk dan tidak ada belatung, tetapi timbul belatung di atas kain kasa.Redi
menyimpulkan bila belatung tersebut berasal dari telur lalat. Terbukti bahwa
stoples 2 dan 3 pada daging tidak mengandung belatung karena telur lalat tidak
sampai ke permukaan daging. Percobaan
Redi dengan teori biogenesis tersebut ternyata belum mampu mengalahkan teori
abiogenesis karena beberapa ilmuwan masih mempertahankan teori tersebut.
John Needham
(1700) menentang teori yang dikemukakan Redi (biogenesis). Ia berupaya
membuktikan bahwa teori abiogenesis sudah benar. Needham melakukan percobaan
dengan cara merebus air kaldu untuk membunuh mikroorganisme dan memasukkannya
dalam wadah dan ditutup rapat. Ternyata, setelah beberapa lama, timbul
mikroorganisme dalam kaldu tersebut.
2.
Lazzaro Spallanzani (1729—1796) Spallanzani tidak setuju dengan hasil
percobaan Needham sebab ia tahu kelemahan percobaan yang dilakukan Needham
tersebut. Ia mempunyai pendapat bahwa rebusan kaldu yang dilakukan Needham
kurang lama sehingga belum semua mikroorganisme mati. Ia juga coba membuktikan
kelemahan yang dilakukan Needham dengan cara
berikut. a. Labu pertama diisi kaldu dan dibiarkan terbuka. b. Labu kedua diisi
kaldu yang dipanaskan hingga mendidih cukup lama dan dibiarkan terbuka. c. Labu
ketiga diisi kaldu dan dididihkan cukup lama dan ditutup rapat.Setelah
dibiarkan beberapa hari, ternyata timbul mikroorganisme pada labu pertama dan
kedua, sedangkan pada labu ketiga tidak timbul mikroorganisme. Ia menjelaskan
bahwa dalam kaldu sudah terdapat mikroorganisme yang berasal dari udara. Ketika
kaldu dipanaskan, mikroorganisme tersebut akan mati. Tapi, ketika kaldu yang
telah dipanaskan tersebut dibiarkan terbuka, terjadi kontaminasi organisme dari
udara sehingga pada labu kedua timbul mikroorganisme. Apabila kaldu yang sudah
dipanaskan tersebut ditutup rapat, ternyata bebas dari mikroorganisme. Ini
membuktikan bahwa percobaan Needham tidak benar dan ia pun mendukung teori biogenesis
yang diprakarsai Redi. Apakah setelah percobaan Spallanzani tersebut teori
abiogenesis runtuh? Ternyata tidak. Untuk mengubah suatu teori yang sudah lama
dianut, itu tidak mudah. Penganut paham abiogenesis masih mempertahankan
teorinya dengan mengkritik percobaan Spallanzani yang menyatakan bahwa untuk
timbulnya kehidupan, perlu gaya hidup (ada udara), sedangkan dalam percobaan
Spallanzani kaldu ditutup rapat.
3. Louis Pasteur (1822—1895) Dengan
resistensi dari para penganut teori abiogenesis, para penganut aliran
biogenesis terus mencoba mematahkan setiap
bantahan yang diberikan para penganut paham abiogenesis tersebut. Pada
tahun 1863, Louis Pasteur mencoba menyempurnakan percobaan Spallanzani dengan
mempertahankan adanya gaya hidup (udara), yaitu menggunakan kaldu yang
dipanaskan dalam labu dan ditutup tabung berbentuk leher angsa. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan Gambar 1.5. Setelah
beberapa hari air kaldu pada percobaan tersebut dibiarkan, ternyata kaldu tersebut
tetap bening dan tidak timbul mikroorganisme. Akan tetapi, apabila tabung leher
angsa dipatahkan, kaldu tersebut ditumbuhi banyak mikroorganisme. Mengapa
demikian? Karena, mikroorganisme di udara tidak sampai dalam kaldu akibat
tertahan oleh penutup yang berbentuk leher angsa. Dengan demikian Louis Pasteur
berkesimpulan bahwa semua kehidupan yang ada berasal dari kehidupan sebelumnya
yang kemudian terkenal dengan slogan omne vivum ex vivo.Pasteur berhasil dengan
meyakinkan dapat menumbangkan teori generatio spontanea. Pertanyaannya, dari mana
asal mula kehidupan kalau semboyannya bahwa kehidupan berasal dari kehidupan
sebelumnya? Jadi, dengan mematahkan teori generatio spontanea, malah timbul
pertanyaan lagi, dari mana makhluk hidup pertama kali terbentuk.
c. Teori
evolusi kimia (neobiogenesis)
Banyak
pertanyaan tentang asal mula kehidupan, para ilmuwan terus berpikir dan membuat
teori baru. Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa bumi kita telah berumur lebih
kurang 4,5 miliar tahun. Selama 500 tahun pertama, lingkungan bumi terlalu
labil untuk berkembangnya kehidupan di bumi. Hal ini disebabkan karena masih
banyaknya asteroid yang berjatuhan ke permukaan bumi, gempa bumi, dan badai
yang disertai kilat yang ekstrem yang terus membombardir bumi. Sekitar 4 miliar
tahun yang lampau, kondisi bumi mulai stabil dan lautan sudah mulai terbentuk.
Bagaimana kehidupan dimulai? Dari mana asalnya kehidupan pertama di muka bumi?
Tahun 1920, dua ilmuwan (A.I Oparin dan J.B.S Haldane) yang bekerja secara
terpisah berhipotesis bahwa laut yang baru terbentuk mengandung molekul
sederhana yang berlimpah.Molekul-molekul sederhana tersebut selanjutnya
membentuk molekul yang lebih kompleks. Mereka pun berpendapat bahwa atmosfer
bumi primitif terbentuk dari gas- gas nitrogen (N2), uap air (H20), metan CH4),
gas hidrogen (H2), karbon monoksida
(CO), dan amonia (NH3). Molekul-molekul
yang ada di atmosfer tersebut akan menyatu satu sama lain dengan bantuan sinar
matahari dan kilatan petir membentuk molekul-molekul organik sederhana. Saat
itu, oksigen di atmosfer belum terbentuk.
Kalau ada
oksigen, tidak mungkin terbentuk senyawa organik sederhana secara spontan.
Mengapa? Karena, oksigen sangat reaktif dan dapat memutus ikatan kimia yang
baru terbentuk. Sat itu laut belum membentuk di permukaan bumi karena bumi yang
panas dapat menyebabkan setiap tetes air yang turun akan menguap kembali.
Sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, permukaan bumi mulai mendingin dan lautan
pun mulai terbentuk.Halold Urey dan muridnya Stanley Miller (1953) membuktikan
hipotesis Oparin and Haldane membuat
percobaan yang meniru atmosfer bumi primitif dengan mencampurkan gas-gas,
seperti metan, amonia, uap air, dan hidrogen kedalam alat yang dirancang
olehnya dengan menggunakan aliran
listrik agar dapat menyimulassikan kilat dan cahaya matahari pada bumi primitif
hasilnya bagus sekali. Beberapa hari tersebut dalam melakukan percobaan menghasilkan senyawa organik yang terdiri
atas urea, asam asetat, asam laktat, dan beberapa asam amino.
Hasil eksperimennya, Miller dapat membuktikan
bila senyawa oranik terjadi secara spontan pada atsmosfer bumi primitif. Miller
membentuk senyawa kompleks penyusun makhluk hidup dengan tidak mudah dan
memerlukan jutaan tahun agar terjadi evolusi kimia sehingga membentuk makhluk
hidup sederhana. Jadi, terbentuknya makhluk hidup tidak semudah yang dianut
abiogenesis (generatio spontanea), melainkan melalui evolusi kimia yang banyak
memakan waktu jutaan tahun.
Teori ini pun
disebut teori evolusi kimia atau neoabiogenesis yang merupakan reinkarnasi dari
teori biogenesis karena memercayai makhluk hidup berasal dari benda tak hidup
melalui evolusi kimia. Apakah Sudah terjawab asal mula kehidupan dengan teori
evolusi kimia tersebut? Jawabnya belum, bukan? Bahkan, para ilmuan sendiri juga
bingung. Mengapa? Ternyata, makhluk hidup mengandung jutaan molekul yang sangat
kompleks dengan pembentukan yang tidak sederhana. Cara untuk membentuk satu
jenis molekul protein yang ada pada tubuh makhluk hidup yangsekarang ini, sangat diperlukan tahapan
reaksi yang sangat kompleks dan memakan waktu sangat lama. Mengapa? Jika hal
tersebut terjadi secara spontan di alam saat itu, pasti sangat banyak
hambatannya. Hal ini berbeda kalau pembentukan protein yang terjadi pada
makhluk hidup saat ini difasilitasi oleh gen yang mengaturnya dan organel serta
enzim yang mempercepat dan memfasilitasi reaksinya. Itu baru mengenai
pembentukan molekul penyusun tubuh makhluk hidup. Kalau ternyata terjawab
bagaimana terbentuknya molekul-molekul kompleks penyusun seluruh tubuh makhluk
hidup, lalu bagaimana membentuk sel yang bisa hidup dan bereproduksi?
Pertanyaan selanjutnya, kalau sudah terbentuk organisme tingkat tinggi,
bagaimana roh makhluk hidup terbentuk? Sederet pertanyaan yang tidak dapat kita
jawab.
D. Teori Panspermia
Apakah semua
ilmuwan sepakat mengenai teori asal mula kehidupan dengan adanya percobaan
Miller? Jawabnya tidak. Pada abad ke-19, ilmuwan antariksa menciptakan teori
baru, yaitu teori panspermia yang sering disebut teori eksogenesis atau teori
kosmologi. Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis yang mengemukakan
bahwa benih kehidupan sudah ada dan tersebar di seluruh jagat raya. Benih
kehidupan tersebut berkembang di mana saja yang lingkungannya memungkinkan.
Jadi, asal mula kehidupan menurut teori ini bersumber dari benih-benih
kehidupan yang ada di luar angkasa.
Teori ini
berhipotesis bahwa organisme mikroskopis datang dari luar angkasa, kemudian
berkembang dan berevolusi di bumi. Seperti kita ketahui, bumi kita ini sering
dihujani meteorit dari luar angkasa yang memungkinkan membawa benih makhluk
hidup mikroskopis yang kemudian dapat berkembang dan berevolusi di muka
bumi.Sesungguhnya, teori ini secara tidak langsung mendukung teori biogenesis.
Namun, teori ini belum mampu menjawab bagaimana benih tersebut terjadi dan dari
mana asalnya. Apakah melalui evolusi kimia seperti yang telah dikemukakan oleh
Oparin dan kawan-kawan atau melalui penciptaan? Kalau kita cermati,
perkembangan teori asal mula kehidupan ini oleh para ilmuwan dari dahulu sampai
saat ini sangat membingungkan. Tarik- menarik antara teori abiogenesis dan
biogenesis terus terjadi. Semakin manusia berpikir, semakin sukar menemukan
rahasia kehidupan. Hal ini terjadi karena ilmu manusia sangat terbatas untuk
menelaah rahasia alam.
Dalam Islam,
dikatakan bahwa ilmu Allah itu seluas lautan, sedangkan ilmu manusia bagai
setetes air di lautan. Sebagaimana yang tercantum dalam Alquran surah Lukman
ayat 27, yang artinya: “Dan sekiranya segala pohon yang ada di bumi menjadi
pena, dan segala lautan (menjadi tinta), dengan dibantu kepadanya tujuh lautan
lagi sesudah itu, niscaya tidak akan habis kalimah- kalimah Allah itu ditulis.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana”. Ayat tersebut menunjukkan
betapa ilmu Tuhan sangat luas dan kepada manusia hanya diberikan sedikit saja.
Dengan demikian tidak heran jika perseteruan antara penganut teori abiogenesis
dan biogenesis terus berlanjut, karena keterbatasan pemikiran manusia.
e.
Teori Penciptaan
Berdasar pada
teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan tersebut, ternyata mereka masih kebingungan
dan masih berpikir keras untuk menelaah rahasia alam tersebut. Akhirnya,
beberapa ilmuwan memilih kembali pada teori penciptaan, yang bersumber dari
ajaran agama dan kitab-kitab yang dianutnya. Kebanyakan agama, khususnya agama
samawi, percaya bahwa alam semesta bersama isinya diciptakan oleh Tuhan. Memang
teori ciptaan ini sukar dibuktikan dengan akal manusia karena datangnya bukan
dari hasil percobaan, melainkan hasil telaah ilmu agama dan keyakinan.
Berdasarkan kitab Bibel, kaum Nasrani percaya bahwa bumi diciptakan dalam enam
hari, tumbuhan diciptakan pada hari ketiga, ikan dan unggas pada hari kelima,
serta yang lainnya pada hari keenam. Sejalan dengan umat Kristen, umat Islam
pun percaya bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Tuhan. Untuk
lebih jelasnya, coba Anda cermati firman Allah berikut “bahwa langit dan bumi
disatukan, kemudian mereka Kami pisahkan dan Kami menjadikan setiap yang hidup
dari air” (QS 21: 30).
Penganut agama
Hindu juga percaya bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan. Itulah teori penciptaan yang bersumber dari
agama yang kebenarannya tidak untuk dibuktikan secara ilmiah karena teori
tersebut datang dari Tuhan yang diyakini oleh keimanan dan bukan hasil
pemikiran manusia. Manusia boleh tidak percaya dengan teori penciptaan. Namun,
kalau kita renungkan, ternyata kita sendiri tidak tahu bagaimana kita
dihidupkan dan bagaimana kita dimatikan. Semua itu adalah rahasia Tuhan yang
Mahakuasa.Kajian tentang asal mula kehidupan hingga saat ini masih menjadi
topik penting para ilmuwan yang mencari kebenaran lewat filsafat ilmu. Sejak zaman Aristoteles hingga saat ini, hal
tersebut masih menjadi kajian teori yang tak pernah berujung. Aristoteles
mengemukakan teori abiogenesis (generatio spontanea) yang berpendapat bahwa makhluk
hidup terjadi secara spontan dari benda tak hidup. Teori ini bertahan hingga
berabad-abad lamanya. Teori abiogenesis ini mulai ditentang dengan adanya
percobaan Francesco Redi yang diperkuat oleh Lazaro Spallanzani, lalu Louis
Pateur memunculkan teori baru yang disebut biogenesis.
Ketika teori biogenesis berhasil mematahkan
teori abiogenesis, muncul teori baru
tentang asal mula kehidupan yang dikenal dengan teori evolusi kimia. Teori ini
dimulai dengan hipotesis Oparin dan Haldane
tentang adanya molekul-molekul
sederhana pada permukaan bumi primitif
sebagai hasil dari reaksi kimia gas-gas atmosfer saat itu (uap air, nitrogen, hidrogen, metan, amonia,
dan karbonmonoksida) dengan bantuan sinar matahari, sinar kosmik, dan kilatan
petir. Selanjutnya, Harold Urey dan
Stanley Miller melakukan percobaan
untuk membuktikan hipotesis
Oparin dan Haldane dengan alat yang dirancang Miller.Hasilnya sungguh
mengagumkan bahwa alat yang ia rancang sesuai dengan kondisi bumi primitif dan
diisi dengan gas-gas sesuai hipotesis tersebut, setelah dioperasikan, dapat
menghasilkan molekul sederhana, seperti urea, asam asetat, asam
laktat, dan beberapa asam amino.
Jadi dengan
demikian, teori evolusi kimia dapat
dikatakan sebagai penjelmaan dari teori abiogenesis sehingga sering disebut
neoabiogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup berawal dari evolusi kimia yang memakan waktu jutaan tahun
lamanya. Saat orang masih memperbaiki
kelemahan teori evolusi kimia yang belum sempurna ini, muncul lagi teori baru
tentang asal mula kehidupan di bumi. Saat ini tampaknya hal tersebut merupakan
penjelmaan dari teori biogenesis yang mengatakan bahwa asal mula kehidupan
berawal dari benih-benih kehidupan yang berada di jagat raya. Mereka percaya
bila di jagat raya ini dipenuhi benih kehidupan yang dapat tumbuh di mana saja
asal lingkungannya sesuai. Teori ini dikenal dengan teori panspermia. Kalau
kita kaji lebih jauh, ternyata polemik
antara ilmuwan yang pro dan kontra dari dua teori utama asal mula kehidupan
adalah teori abiogenesis dan biogenesis.
B.
Karakteristik
Makhluk Hidup
Untuk dikatakan sebagai benda hidup, makhluk
hidup atau organisme bernyawa diperlukan pemenuhan ciri-ciri sebagai berikut di
bawah ini :
1. Bergerak
Bergerak adalah
salah satu ciri makhluk hidup. Gerakan hewan dan manusia sangat terlihat begitu
jelas. Manusia dan hewan didukung dengan adanya sistem muskuloskeletal, contoh
manusia mempunyai kaki dan tangan. Sedangkan hewan mempunyai kaki, sayap, silia
sirip, dan lainnya.
Tumbuhan membuat
gerakan, tetapi gerakan yang tidak mudah dilihat. Contohnya dalam tanaman putri
malu yang menutup saat disentuh.Daun petai Cina dapat menutup di sore hari,
tanaman yang selalu memandang ke arah kedatangan sinar dari matahari, dan pada
bunga matahari yang akan selalu menghadap ke matahari. Gerakan tanaman dapat
disebabkan dengan adanya rangsangan luar.
2. Bernafas
Pada semua
makhluk hidup dapat bernafas. Saat bernafas, udara O2 mengambil dari luar dan
udara (CO2) akan dilepaskan dari tubuh. Oksigen dibutuhkan oleh makhluk hidup
yang membakar makanan dalam tubuh dengan menghasilkan energi yang dibutuhkan
oleh tubuh yang disebut oksidasi tubuh. Energi yang telah dihasilkan bekerja
sebagai beraktivitas dan bergerak.
Proses
pernapasan makhluk hidup bervariasi tergantung pada tempat tinggal dan sifat
makhluk hidup. Pada makhluk hidup mempunyai sebuah sistem pernapasan yang
berbeda dari makhluk hidup di dalam air. Berikut jenis alat pelindung sebuah
pernafasan:
a. Alat pernafasan pada pelindung
tanaman disebut lentisel atau stomata.
b. Burung memiliki sebuah alat
bantu pernapasan, yakni pundi-pundi udara.
c.
Alat bantu pernapasan untuk hewan, yang disebut atau dapat disebut dengan
paru-paru, trakea, dan insang kulit.
3. Berkembangbiak
Reproduksi
merupakan suatu kemampuan dalam makhluk hidup sebagai menghasilkan suatu
keturunan. Berkembang biak yakni sebagai konservasi spesies. Cara mengembang
biakan terhadap hewan yang terbagi menjadi dua jenis, yakni secara vegetatif
(tidak kawin) dan generatif (kawin). Hewan berpangkat tinggi dapat berkembang
biak selama kawin, sementara hewan berpangkat rendah akan berkembang biak
secara vegetatif (tidak kawin).
Sementara tanaman akan berkembang
biak dengan biji atau benih, mereka juga dapat berkembang biak melalui vegetasi
atau non-kawin. Contoh perbanyakan vegetatif pada tanaman ialah stek, tunas,
dan cangkok.
4. Sekresi
Zat yang tersisa
dari proses produksi harus dapat dihilangkan jika akan menyebabkan racun yang
akan terkandung dalam suatu tubuh. Residu akan dilepaskan dalam bentuk cairan,
gas, atau zat padat. Alat untuk mengeluarkan beberapa zat yang tersisa terhadap
manusia atau hewan ialah:
a. Paru-paru akan mengeluarkan CO2.
b. Kulit dapat mengeluarkan
keringat.
c. Ginjal dapat mengeluarkan urin.
5. Beradaptasi
Untuk bertahan
hidup terhadap suatu lingkungan tersebut, setiap makhluk hidup mampu
beradaptasi dengan lingkungannya. Di mana makhluk hidup dapat melakukan sebuah
aktivitasnya, atau dapat disebut dengan habitat.
Ketika makhluk hidup tidak dapat
beradaptasi dengan lingkungannya, mereka harus pindah dengan lingkungan baru.
6. Iritabilitas
Salah satu
makhluk hidup merupakan sebuah reaksi terhadap rangsangan tersebut. Kemampuan
dalam makhluk hidup untuk merespon suatu rasangan tersebut. Iritabilitas pada
hewan dan manusia dengan panca indera yang terdiri atas:
a. Mata berfungsi sebagai melihat.
b. Lidah berfungsi sebagai mengecap.
c. Telinga berfungsi sebagai mendengar.
d. Hidung berfungsi sebagai penciuman.
e. Kulit berfungsi sebagai meraba.
7. Makanan
Semua makhluk
hidup membutuhkan sebuah asupan makanan. Makanan yang dapat di konsumsi harus
mengandung zat makanan yang dibutuhkan kepada tubuh. Contohnya mineral,
protein, lemak, karbohidrat. Karbohidrat dibutuhkan oleh tubuh sebagai
menghasilkan sebuah energi. Terdapat fungsi makanan kepada makhluk hidup, ialah:
a. Memberi energi (tenaga).
b. Binaragawan (pertumbuhan).
c. Mengganti sel-sel pada tubuh
yang telah rusak.
d.Organisme
hidup yang mencari makan sendiri ialah sebuah tanaman dedaunan hijau melalui
fotosintesis.
8. Membutuhkan Suhu
Semua makhluk
hidup dapat bertahan pada suhu tertentu, contohnya ikan hidup di perairan
dengan suhu antara 5 dan 30 derajat Celcius, spesies bakteri dapat menghangat
hingga 80 derajat Celcius dan menanam antara 0 hingga 43 derajat Celcius.
9. Tumbuh
Makhluk hidup
mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Misalnya, saat akan menanam benih atau
biji untuk tumbuh menjadi kecambah, dan kemudian menjadi sebuah tanaman kecil.
Saat tanaman akan disirami oleh air pada setiap hari, maka, mereka akan tumbuh
menjadi tanaman besar.
10. Metabolisme
Metabolisme
adalah aktifitas fisika atau kimia yang terjadi di dalam tubuh baik secara
anabolisme maupun katabolisme.
11. Sistem Regulasi
Pengertian arti
definisi sistem regulasi adalah aturan sistem yang ada di dalam tubuh makhluk
hidup untuk dapat hidup seimbang, serasi dan selaras.
Pada umumnya, pada makhluk hidup
dapat bergerak, bernapas, dan dapat berkembang biak. Dalam makhluk hidup
terdapat beberapa jenis diantaranya ialah benda mati dan makhluk hidup.
Sumber
:
https://ruangguru.co/pengertian-makluk-hidup/
http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/5761
Komentar
Posting Komentar